Jumat, 20 April 2012

Kesehatan Remaja

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu seseorang dengan bertindak dengan sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, karena itu kesehatan hal yang sangat penting. Kebanyakan kalangan remaja tidak bisa menjaga kesehatan, karena itu kalangan remaja harus mempelajari hal-hal yang membahayakan dirinya maupun orang sekitarnya, berikut hal-hal yang membahayakan kesehatan dikalangan remaja.



Napza
Istilah NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain). Sedangkan menurut undang-undang Narkotika No 22 Tahun 1997, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semisentetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan rasa ketergantungan. 

Narkoba adalah singkatan Narkotika dan Obat / Bahan berbahaya. Istilah ini sangat populer di masyarakat termasuk media massa dan aparat penegak hukum yang sebetulnya mempunyai makna yang sama dengan NAPZA. Ada juga menggunakan istilah madat untuk NAPZA Tetapi istilah madat tidak disarankan karena hanya berkaitan dengan satu jenis narkotika saja, yaitu turunan opium.

Adapun pengertian dari Psikotropika menurut undang-undang Psikotropika No 5 Tahun 1997, adalah zat atau obat baik alamiah atau sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. 

Secara umum pengertian Napza, yaitu zat-zat kimiawi yang apabila dimasukan kedalam tubuh baik secara diminum, dihisap, dihirup, atau disedot maupun disuntikan dan dapat mengubah pikiran. Napza juga dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan perbuatan negatif, waktu pemakaian yang panjang dan pemakaian dosis yang berlebihan. 

Kerugian Penyalahgunaan Napza : 
  • Gangguan pada sitem saraf, seperti kejang-kejang, Halunisasi, Gangguan kesadaran, dan kerusakan saraf tepi.
  • Gangguan pada jantung dan pembuluh darah, seperti infeksi akut otot jantung dan gangguan peredarahan darah.       
  • Gangguan paru-paru, seperti penekanan fungsi pernafasan, kesukaran bernafas, dan pengerasan jaringan paru-paru.
  • Gangguan Hemopiotik, seperti pembentukan sel darah yang terganggu. 
  • Gangguan kulit, seperti pernanahan bekas suntikan, alergi, dan bekas luka. 
  • Gangguan Gastrointestinal, seperti mencret, radang lambung, radang kelenjar ludah perut, hepatitis, dan perlemakan hati. 
  • Gangguan endokrin, seperti penurunan fungsi hormon reproduksi, dan rendahnya kadar gula darah.
  • Gangguan fungsi reproduksi, seperti infeksi, dan cacat bawaan pada bayi yang dikandung. 
  • Gangguan Otot dan Tulang, seperti peradangan otot akut, penurunan fungsi otot, dan patah tulang. 
  • Dapat meningkatkan resiko terkena penyakit HIV / AIDS.   

Jenis-jenis Narkotika 
Narkotika dibedakan ke dalam golongan-golongan :

1. Narkotika Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh : heroin / putauw, kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin).
3. Narkotika Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein).

Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I :
  • Opiat : morfin, heroin (putauw), petidin, candu, dll.
  • Ganja/kanabias, marihuana, hashis.
  • Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun koka.

Jenis-jenis Psikotropika
Psikotropika dibedakan dalam golongan-golongan :

1. Psikotropika Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contohnya ekstasi, shabu dan LSD).
2. Psikotropika Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh amfetamin dan metilfenidat atau ritalin).
3. Psikotropika Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contohnya pentobarbital, Flunitrazepam).
4. Psikotropika Golongan IV  
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contohnya diazepam, bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).

Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
  • Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu.
  • Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil koplo dan lain-lain.
  • Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom. 

Zat Adiktif Lain
Yang dimaksud Zat Adiktif lain adalah bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar yang disebut narkotika dan psikotropika, meliputi :  

1. Minuman berakohol   
Mengandung etanol, etil, dan alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat atau zat dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu : 
  • Golongan A : kadar etanol 1-5%, seperti bir
  • Golongan B : kadar etanol 5-20%, seperti berbagai jenis minuman anggur
  • Golongan C : kadar etanol 20-50%, seperti Whiskey, Vodca, TKW, Kamput, dll
2. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) 
Mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Inhalansia dan Solven yang sering disalahgunakan, antara lain : 
  • Lem
  • Thinner
  • Penghapus 
  • Cat kuku
  • Bensin
3. Tembakau 
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya. Bahan obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut : 
  • Sama sekali dilarang : Narkotika Golongan I dan Psikotropika Golongan I.
  • Penggunaan dengan resep dokter : Amphetamines dan Sedatif Hipnotika.
  • Diperjualbelikan secara bebas : Lem, Thinner, Bensin, dll.
  • Ada batas umur dalam penggunaannya : Alkohol dan Rokok

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan menjadi tiga golongan :

1. Golongan Depresan (Downer)
Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain.
2. Golongan Stimulan (Upper)
Jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini, antara lain:
  • Amfetamin (shabu, esktasi)
  • Kafein 
  • Kokain.
3. Golongan Halusinogen
Jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda  sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : kanabis (ganja), LSD, mescalin.

Macam-macam bahan Narkotika dan Psikotropika yang terdapat di masyarakat serta akibat pemakaiannya :

1. Opiodita 
Opiat atau opioid biasanya digunakan dokter untuk menghilangkan rasa sakit yang sangat (analgetika kuat). Berupa pethidin, methadon, talwin, kodein, dll. Reaksi dari pemakaian  ini sangat cepat yang kemudian timbul rasa ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan si pemakai akan kehilangan rasa percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. mereka mulai membentuk dunia mereka sendiri. Mereka merasa bahwa lingkungannya adalh musuh. Mulai sering melakukan manipulasi dan akhirnya menderita kesulitan keuangan yang mengakibatkan mereka melakukan pencurian/tindakan kriminal lainnya. Opiodita dibagi dalam tiga golongan besar :
  • Opiodita alamiah (Opiat) : morfin, opium, dan kodein
  • Opiodita semi sintetik : heroin/putauw dan hidromorfin
  • Opiodita sintetik : meperidin, propoksipen, dan metadon
2. Kokain
Kokain mempunyai dua bentuk yaitu, kokain hidroklorid dan free base. Kokain berupa kristal putih. Rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dari free base. Free base tidak berwarna/putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan dari kokain adalah koka,coke, happy dust, charlie, srepet, snow salju, putih. Biasanya dalam bentuk bubuk putih.

Cara pemakaiannya : dengan membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau benda-benda yang mempunyai permukaan datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan. Atau dengan cara dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Ada juga yang melalui suatu proses menjadi bentuk padat untuk dihirup asapnya yang populer disebut freebasing. Penggunaan dengan cara dihirup akan berisiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.

Efek rasa dari pemakaian kokain ini membuat pemakai merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah rasa percaya diri, juga dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

3. Kanabis
Nama jalanan yang sering digunakan ialah : grass, cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, bhang. Ganja berasal dari tanaman canabis sativa dan canabis indica. Pada tanaman ganja terkandung tiga zat utama yaitu tetrehidro kanabinol, kanabinol, dan kanabidiol.

Cara penggunaannya adalah dihisap dengan cara dipadatkan mempunyai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, si pemakai : cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebih (euforia), sering berfantasi. Aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitif, kering pada mulut dan tenggorokan

4. Amphetamines
Nama generik amfetamin adalah D-pseudo epinefrin berhasil disintesa tahun 1887, dan dipasarkan tahun 1932 sebagai obat. Nama jalannya, seed, meth, crystal, uppers, whizz dan sulphate. Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan, digunakan dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet biasanya diminum dengan air. Ada dua jenis Amphetamines :
  • MDMA (methylene dioxy methamphetamin), mulai dikenal sekitar tahun 1980 dengan nama Ekstasi atau Ecstacy. Nama lain : xtc, fantacy pils, inex, cece, cein. Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain : white doft, pink heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul.
  • Methamfetamin ice, dikenal sebagai shabu. Nama lainnya shabu-shabu. SS, ice, crystal, crank. Cara penggunaan : dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap, atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus (bong).
5. LSD (Lysergic acid)
Termasuk dalam golongan halusinogen, dengan nama jalanan, acid, trips, tabs, kertas. Bentuk yang bisa didapatkan seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar, ada juga yang berbentuk pil, kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit sejak pemakaian dan hilang setelah 8-12 jam.

Efek rasa ini terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang indah ataupun yang menyeramkan. Membuat pengguna menjadi paranoid.

6. Sedatif Hipnotik (Benzodiazepin)
Digolongkan zat sedatif (obat penenang) dan hipnotika (obat tidur). Nama jalanan dari Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp. Pemakaian benzodiazepin dapat melalui : oral, intra vena dan rectal. Penggunaan dibidang medis untuk pengobatan kecemasan dan stres serta sebagai hipnotik (obat tidur).

7. Solvent dan Inhalansia
Uap gas yang digunakan dengan cara dihirup.Contohnya :Aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tiner,uap bensin. Biasanya digunakan secara coba-coba oleh anak di bawah umur golongan kurang mampu dan anak jalanan. Efek yang ditimbulkan, pusing, kepala terasa berputar, halusinasi ringan, mual, muntah, gangguan fungsi paru, liver dan jantung.

8. Alkohol
Merupakan salah satu zat psikoaktif yang sering digunakan manusia. Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi-umbian. Dari proses fermentasi diperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari 15%, dengan proses penyulingan di pabrik dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%.

Nama jalanan alkohol : booze, drink. Konsentrasi maksimum alkohol dicapai 30-90 menit setelah tegukan terakhir. Sekali diabsorbsi, etanol didistribisikan keseluruh jaringan tubuh dan cairan tubuh. Sering dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah maka orang akan menjadi euforia, mamun sering dengan penurunannya pula orang menjadi depresi.



Penyalahgunaan dan Ketergantungan
Penyalahgunaan dan Ketergantungan adalah istilah klinis atau medik-psikiatrik yang menunjukan ciri pemekaian yang bersifat patologik yang perlu di bedakan dengan tingkat pemakaianpsikologik-sosial, yang belum bersifat patologik.

1. Penyalahgunaan NAPZA
Penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.

2. Ketergantungan NAPZA
Keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawal syamptom). Oleh karena itu ia selalu berusaha memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat melakukan kegiatannya sehari-hari secara “normal”.

3. Tingkat Pemakaian NAPZA
  • Pemakaian coba-coba (experimental use), yaitu pemakaian NAPZA yang tujuannya ingin mencoba,untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat.
  • Pemakaian sosial/rekreasi (social/recreational use), yaitu pemakaian NAPZA dengan tujuan bersenang-senang, pada saat rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini,namun sebagian lagi meningkat pada tahap yang lebih berat.
  • Pemakaian Situasional (situasional use), yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaaqn, dan sebagainnya, dengan maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.
  • Penyalahgunaan (abuse), yaitu pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang bersifat patologik/klinis (menyimpang) yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mapu mengurangi atau menghentikan, berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional atau okupasional yang ditandai oleh : tugas dan relasi dalam keluarga tak terpenuhi dengan baik,perilaku agresif dan tak wajar, hubungan dengan kawan terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum atau kriminal dan tak mampu berfungsi secara efektif.
  • Ketergantungan (dependence use), yaitu telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian NAPZA dihentikan atau dikurangi dosisnya. Agar tidak berlanjut pada tingkat yang lebih berat (ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian tersebut memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pada keluarga dan masyarakat.

Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat interaksi antara faktor yang terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat (NAPZA). Tidak terdapat adanya penyebab tunggal (single cause) dalam hal penyalahgunaan napza. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA  :

1. Faktor Individu
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara lain :
  • Cenderung memberontak dan menolak otoritas.
  • Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi, cemas, psikotik, tidak bersosialisasi.
  • Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.
  • Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem).
  • Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.
  • Mudah murung, pemalu, pendiam.
  • Mudah mertsa bosan dan jenuh.
  • Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran.
  • Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun).
  • Keinginan untuk mengikuti mode, karena dianggap sebagai lambang keperkasaan dan kehidupan modern.
  • Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.
  • Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan”.
  • Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas.
  • Kemampuan komunikasi rendah.
  • Melarikan diri sesuatu (kebosanan, kegagalan, kekecewaan, ketidakmampuan, kesepian dan kegetiran hidup, malu dan lain-lain).
  • Putus sekolah.
  • Kurang menghayati iman kepercayaannya.

2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor lingkungan yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna NAPZA antara lain adalah :

    Lingkungan Keluarga
  • Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif.
  • Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga.
  • Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi.
  • Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.
  • Orang tua otoriter atau serba melarang.
  • Orang tua yang serba membolehkan (permisif).
  • Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan.
  • Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA.
  • Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (tidak konsisten).
  • Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga.
  • Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna NAPZA.
    Lingkungan Sekolah
  • Sekolah yang kurang disiplin.
  • Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA.
  • Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
  • Adanya murid pengguna NAPZA.
    Lingkungan Teman Pergaulan
  • Berteman dengan penyalahguna.
  • Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.
    Lingkungan masyarakat / sosial
  • Lemahnya penegakan hukum.
  • Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

3. Faktor Napza
Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA. Selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA. Penyalahguna NAPZA harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor-faktor tersebut, antara lain :
    • Mudahnya NAPZA didapat di mana-mana dengan harga “terjangkau”.
    • Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba.
    • Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia / fly / stone / high / teler dan lain-lain.

    Deteksi Dini Penyalahgunaan NAPZA
    Deteksi dini penyalahgunaan NAPZA bukanlah hal yang mudah,tapi sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut. Beberapa keadaan yang patut dikenali atau diwaspadai adalah :

    A. Kelompok Risiko Tinggi
         Kelompok Risiko Tinggi adalah orang yang belum menjadi pemakai atau terlibat dalam penggunaan NAPZA tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal tersebut, mereka disebut juga Potential User (calon pemakai, golongan rentan). Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan ciri tertentu (kelompok risiko tinggi) mempunyai potensi lebih besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA dibandingkan dengan yang tidak mempunyai ciri kelompok risiko tinggi. Mereka mempunyai karakteristik sebagai berikut : 

    1. Anak, ciri-ciri pada anak yang mempunyai risiko tinggi penyalahgunaan :
    • Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak tekun).
    • Anak yang sering sakit.
    • Anak yang mudah kecewa.
    • Anak yang mudah murung.
    • Anak yang sudah merokok sejak sekolah dasar.
    • Anak yang sering berbohong,mencari atau melawan tata-tertib.
    • Anak dengan IQ taraf perbatasan (IQ 70-90). 
    2. Remaja, ciri-ciri pada remaja yang mempunyai risiko tinggi penyalahgunaan : 
    • Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri dan mempunyai citra diri negatif.
    • Remaja yang mempunyai sifat sangat tidak sabar.
    • Remaja yang diliputi rasa sedih (depresi) atau cemas (ansietas).
    • Remaja yang cenderung melakukan sesuatu yang mengandung risiko tinggi/bahaya.
    • Remaja yang cenderung memberontak.
    • Remaja yang tidak mau mengikuti peraturan/tata nilai yang berlaku.
    • Remaja yang kurang taat beragama.
    • Remaja yang berkawan dengan penyalahguna NAPZA.
    • Remaja dengan motivasi belajar rendah.
    • Remaja yang tidak suka kegiatan ekstrakurikuler.
    • Remaja dengan hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan psikoseksual (pelupa, sulit bergaul, sering masturbasi, suka menyendiri, kurang bergaul dengan lawan jenis).
    • Remaja yang mudah menjadi bosan, jenuh, murung.
    • Remaja yang cenderung merusak diri sendiri. 
    3. Keluarga, ciri-ciri keluarga yang mempunyai risiko tinggi penyalahgunaan :         
    • Orang tua kurang komunikatif dengan anak.
    • Orang tua yang terlalu mengatur anak.
    • Orang tua yang terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar berprestasi di luar kemampuannya.
    • Orang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu sibuk.
    • Orang tua yang kurang harmonis, sering bertengkar, orang tua berselingkuh atau menikah lagi.
    • Orang tua yang tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benar-salah yang jelas.
    • Orang tua yang tidak dapat menjadikan dirinya teladan.
    • Orang tua menjadi penyalahgunaan NAPZA.

    B. Gejala Klinis Penggunaan NAPZA

    1. Perubahan Fisik, gejala secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :
    • Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara cadel, apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif,curiga.
    • Bila kelebihan dosis (overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit terasa dingin, nafas lambat / berhenti, meninggal.
    • Bila sedang ketagihan (putus zat / sakau) : mata dan hidung berair, menguap terus menerus, diare, rasa sakit di seluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
    • Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum suntik). 
    2. Perubahan Sikap dan Perilaku, gejala secara umum sebagai berikut : 
    • Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, dan kurang bertanggung jawab.
    • Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tampat kerja.
    • Sering bepergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi tahu lebih dulu.
    • Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghindar bertemu dengan anggota keluarga lain di rumah.
    • Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga, kemudian menghilang.
    • Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau milik keluarga, mencuri, mengompas, terlibat tindak kekerasan atau berurusan dengan polisi.
    • Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap bermusuhan, pencuriga, tertutup dan penuh rahasia.

    C. Peralatan yang digunakan
         Ada beberapa peralatan yang dapat menjadi petunjuk bahwa seseorang mempunyai kebiasaan menggunakan jenis NAPZA tertentu. Misalnya pada pengguna heroin, pada dirinya, dalam kamarnya, tasnya atau laci meja terdapat antara lain :
    • Jarum suntik insulin ukuran 1 ml, kadang-kadang dibuang pada saluran air di kamar mandi,
    • Botol air mineral bekas yang berlubang di dindingnya,
    • Sedotan minuman dari plastik.
    • Gulungan uang kertas, yang digulung untuk menyedot heroin atau kokain,
    • Kertas timah bekas bungkus rokok atau permen karet, untuk tempat heroin dibakar.
    • Kartu telepon, untuk memilah bubuk heroin,
    • Botol-botol kecil sebesar jempol, dengan pipa pada dindingnya.

    D. Terapi dan Rehabilitas

    1. Abstinensia (Menghentikan)
    Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun banyak orang tidak mampu atau mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan ini, terutama kalau ia baru menggunakan NAPZA pada fase-fase awal. Pasien tersebut dapat ditolong dengan meminimasi efek-efek yang langsung atau tidak langsung dari NAPZA. Sebagian pasien memang telah abstinesia terhadap salah satu NAPZA tetapi kemudian beralih untuk menggunakan jenis NAPZA yang lain. 

    2. Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps.
    Sasaran utamanya adalah pencegahan relaps. Bila pasien pernah menggunakan satu kali saja setelah “clean” maka ia disebut “slip”. Bila ia menyadari kekeliruannya, dan ia memang telah dibekali ketrampilan untuk mencegah pengulangan penggunaan kembali, pasien akan tetap mencoba bertahan untuk selalu abstinensia. Pelatihan relapse prevention programe, program terapi kognitif, opiate antagonist maintenance therapy dengan naltreson merupakan beberapa alternatif untuk mencegah relaps. 

    3. Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial.
    Dalam kelompok ini, abstinensia bukan merupakan sasaran utama. Terapi rumatan (maintence) metadon merupakan pilihan untuk mencapai sasaran terapi golongan ini.



    IMS (Infeksi Menular Seks)
    Apakah jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang umum terjadi di Indonesia?

    1. GO (GONOROE) ATAU KENCING NANAH
    Penyakit ini disebabkan oleh kuman gonokokus. Masa tunasnya sekitar 1-5 hari.

    Tanda/Gejala :
    • Mulai rasa gatal pada penis
    • Keluar nanah dan akhirnya penis menjadi luka
    • Pada wanita sering tanpa gejala. Jika sudah gawat, akan terjadi radang kelenjar di labia mayor.
    • Apablia tertular pada bayi, penyakit ini bisa menyebabkan kebutaan.
    Pengobatan: 
    Dengan menggunakan penisilin dan antibiotik lainnya, penyakit ini bisa sembuh total.

    2. Sifilis (Raja Singa)
    Penyebabnya adalah Treponema pallidum. Penyakit ini masa tunasnya sekitar 2-4 minggu.

    Tanda/Gejala :
    • Tahap 1: luka di kemaluan tapi hilang dalam beberapa hari
    • Tahap 2: demam dan sakit kelenjar
    • Tahap 3: (beberapa tahun) benjolan di kulit, pelunakan tulang, serta kerusakan saraf dan otot (jalannya seperti ayam jantan)
    Pengobatan:
    Jika pengobatan dilakukan sedini mungkin menggunakan penisilin dan antibiotik lainnya, penderita dapat sembuh total. Namun apabila terlambat, penyakit ini tidak bisa diobati.

    3. Ulkus Molle (Chancroid)
    Penyakit ini disebabkan kuman hemofilus. Gejalanya biasanya terjadi banyak benjolan merah dan sakit di sekitar kemaluan. disebabkan oleh Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai pernanahan kelenjar getah bening regional.

    Tanda/Gejala :
    • Pengembangan borok menyakitkan pada alat kelamin (penis atau vagina).
    • Chancroid juga dapat menyebabkan kelenjar getah bening di daerah pangkal paha membengkak.
    • Ulkus chancroid Nyeri biasanya berkembang 3-10 hari setelah terinfeksi.
    • Pada wanita, borok yang mungkin terjadi di dalam vagina dan tidak segera terlihat tanpa pemeriksaan panggul.
    • Wanita dengan Chancroid juga mungkin mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil, keputihan, nyeri saat menggerakan perut, atau perdarahan rektum.
    • Baik pria maupun wanita bisa mengalami demam dan kelelahan umum dengan penyakit.
    Pencegahan :
    Gunakan kondom dengan cara yang benar dan jika ada kulit yang menutupi kepala penis maka sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan) untuk mengurangi resiko terjangkit. Lebih baik lagi untuk pencegahan, jangan berganti-ganti pasangan seks karena penyakit ini banyak terjadi pada praktek-praktek prostitusi.

    Pengobatan :
    Untuk pembaca umum, jangan coba beli obat sendiri tanpa resep dokter karena bisa membuat kuman resisten (kebal) terhadap obat. Harap ditanyakan pada dokter/medis yang berkompeten.

    4. Limfogranuloma Venereum (LGV)
    Penyakit menular seksual yang mengenai sistem saluran pembuluh limfe dan kelenjar limfe, terutama pada daerah genital, inguinal, anus, dan rektum. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis.

    Tanda/Gejala :
    • Benjolan kecil di sekitar kemaluan, mudah pecah, dan mudah menyebar ke mana-mana.Gejala lainnya adalah 
    • Demam, 
    • Tidak enak badan
    • Sakit kepala
    • Nyeri sendi
    • Nafsu makan berkurang
    • Muntah
    • Sakit punggun
    • Infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya nanah bercampur darah
    Pencegahan :
    Cara yang paling baik untuk mencegah penularan penyakit ini adalah abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang diketahui menderita penyakit ini). Untuk mengurangi resiko tertular oleh penyakit ini, sebaiknya menjalani perilaku seksual yang aman (tidak berganti-ganti pasangan seksual atau menggunakan kondom).

    Pengobatan :
    Pemberian doksisiklin, eritromisin atau tetrasiklin per-oral (melalui mulut) selama 3 minggu akan mempercepat penyembuhan. Setelah pengobatan, dilakukan pemeriksaan rutin untuk mengetahui bahwa infeksi telah sembuh.

    5. Herpes Genitalis
    Penyakit ini disebabkan virus Herpes simplex berupa gelembung berair di sekitar kemaluan. Virus ini mudah ditulari penyakit lain yang bisa membahayakan jiwa penderita.

    Tanda/Gejala : 
    • Tahap pertama
      • Suhu badan akan meningkat 
      • Sakit pada kerongkongan
      • Pening
      • Kelelahan 
    • Tahap kedua
      • Muncul lepuhan-lepuhan kecil yang berderet-deret pada permukaan kulit, yang disertai rasa panas dan gatal. Herpes akan lebih cepat muncul apabila kulit sedang iritasi (luka-luka atau lecet), seperti halnya hubungan seks dapat pula menyebabkan timbulnya hespes kelamin, bila terdapat luka/lecet pada organ genetalia (alat kelamin pria atau wanita).
    Pencegahan :
    Selalu menjaga higienis ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat kelamin pria dan wanita secara teratur.
    • Setia kepada pasangannya
    • Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi IMS
    • Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.
    Pengobatan :
    Antivirus acyclovir sudah sangat tepat karena efektif untuk membantu penyembuhan dan biayanya paling murah diantara antivirus yang lain. Gunakan metode penghambat dengan kondom yang bisa mencegah penularan ke pasangan. Dari penelitian, kondom lebih efektif mencegah penularan pada wanita dibandingkan pria.

    Penggunaan terapi penekan jangka panjang, dalam hal ini Acyclovir, menurunkan penularan ke pasangan anda sebesar >50 %. Dan dapat menekan timbulnya kembali Herpes. Biasanya diberikan pada pasien yang sering kambuh, gejala berat, gangguan imunitas, dan pasien dengan pasangan yang subur untuk mencegah bayinya memiliki herpes.

    6. Kondiloma Akuminata
    Penyakit ini menimbulkan banyak kutil di sekitar kemaluan. Penyebab penyakit ini adalah virus papilloma.Pada wanita, virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim, tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil Pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis, mulut, tenggorokan atau kerongkongan.

    Tanda/Gejala : 
    • Tumbuh kutil genitalis di permukaan tubuh yang hangat dan lembap.
    • Gangguan sistem kekebalan
    Pengobatan :
    Kutil bagian luar bisa diangkat melalui laser, krioterapi (pembekuan) atau pembedahan dengan bius lokal. Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau asam trikloroasetat. Bisa dioleskan langsung pada kutil, tetapi pengobatan ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya dan sering gagal. Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil. Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan endoskopik. Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.

    7. Kandidiasis Genitalis
    Penyebabnya adalah jamur Candida albicans pada alat kelamin. Dalam kondisi normal bisa ada di dalam usus atau kulit seseorang. Jamur menyebar ke kelamin menimbulkan masalah, tetapi tidak menular lewat hubungan intim. Penyakit ini sering diderita oleh wanita dalam siklus haid, ibu hamil atau penderita kencing manis. Bila seseorang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, bisa menyebabkan resiko terkena penyakit ini menjadi lebih besar.

    Gejala/Tanda :
    • Terjadi iritasi dan timbul rasa gatal pada vagina.
    • Vulva terlihat merah dan bengkak, dengan kulit yang kasar dan pecah-pecah.
    • Dinding vagina terteup semaam lapisan yang mirip keju putih.
    Pengobatan :
    Pada wanita, pengobatan dilakukan melalui pencucian vagina dengan sabun dan air, mengeringkannya dengan handuk dan kemudian mengoleskan krim anti jamur yang mengandung klotrimazol, mikonazol, butokonazol atau tiokonazol dan terkonazol. Pilihan lainnya adalah ketokonazol, flukonazol atau itrakonazol yang diberikan per-oral (melalui mulut).

    Pada pria, penis (dan kulitnya pada laki-laki yang tidak disunat) harus dicuci dan dikeringkan sebelum diolesi dengan krim anti jamur (misalnya yang mengandung nistatin). Kadang-kadang wanita yang memakai pil KB harus menghentikan pemakaiannya untuk beberapa bulan, selama pengobatan kandidiasis vaginalis, karena bisa memperburuk infeksi. Wanita yang tidak dapat menghindar dari resiko infeksi ini (misalnya pada gangguan sistem kekebalan atau pemakaian antibiotik jangka panjang), mungkin memerlukan obat anti jamur atau pengobatan pencegahan lainnya.

    8. Trikomoniasis 
    Penyakit ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menyerang saluran kemih. richomoniasis merupakan infeksi yang biasanya menyerang saluran genitourinari; uretra adalah tempat infeksi yang paling umum pada laki-laki, dan vagina adalah tempat infeksi yang paling umum pada wanita. 

    Gejala/Tanda :
    • Vagina berbusa berwarna kuning kehijauan atau abu-abu
    • Merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual
    • Vagina berbau busuk
    • Terasa nyeri saat buang air kecil
    Pengobatan :
    Antibiotik oral disebut metronidazole (Flagyl) diberikan untuk mengobati trikomoniasis. Sebelum mengkonsumsi obat ini, sangat penting untuk memberitahu dokter Anda jika ada kemungkinan bahwa Anda hamil, karena obat tersebut dapat membahayakan bayi. Selain itu, orang yang sedang dirawat karena penderita harus menghindari seks sampai pengobatan mereka dan mitra seksualnya lengkap dan tidak memiliki gejala.

    9. HIV/AIDS
    AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh virus (Jasad Sub Renik) yang disebut HIV, sedangkan

    HIV (Human Immonodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga menyebabkan timbulnya AIDS. Orang yang terinfeksi oleh Virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena system kekebalan tubuhnya menurun atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi terus secara drastis

    Siapa sajakah yang dapat mengidap HIV/AIDS ? 
    Setiap orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda dari negara manapun juga, agama manapun juga, dapat mengidap HIV. Jadi HIV dan AIDS tidak terbatas pada sekelompok orang, kelamin atau jabatan tertentu.

    Bagaimana HIV, melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia ? 
    Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 nya mati, Virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun.

    Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjadi ganas. Kumannya bisa Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, Infeksi Jamur, dll.

    Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya.  Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil. 

    Cara-cara Penularan HIV/AIDS:
    • Penularan lewat senggama, Pemindahan  yang  paling  umum  dan  paling  sering  terjadi   ialah  melalui  senggama,  dimana  HIV  dipindahkan  melalui   cairan   sperma   atau    cairan  vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah  sebabnya  pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung   lebih  mudah menimbulkan luka,   memiliki  kemungkinan lebih besar  untuk tertular HIV.
    • Penularan lewat transfusi darah, Jika  darah  yang  ditranfusikan  telah  terinfeksi  oleh  HIV , maka virus HIV akan ditularkan  kepada  orang  yang  menerima darah, sehingga  orang  itupun  akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.
    • Penularan secara teoritis, Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan. Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para  pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.
    • Penularan lewat kehamilan, Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV, maka HIV dapat menular ke  janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan  Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20%-40%. Risiko ini mungkin lebih  besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown). 

    Tambahan Perlindungan yang Penting: 
    Hindari  transfusi,  dengan  selalu  berhati-hati.  Bila  terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa  darah  yang  ditransfusi  adalah  darah  yang   telah   diperiksa   oleh Unit Kesehatan  Transfusi  Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis, malaria dan sifilis).
    • Hindari  suntik-menyuntik.  Sebagian  besar  obat  sama atau lebih efektif diminum daripada disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain.
    • Berhati-hatilah  dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan aman.
    • Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.

    0 komentar:

    Posting Komentar